Kamis, 10 Februari 2011

Bahaya Olah Raga

Hasil penelitian terbaru International Journal of Eating Disorder, dari 336 wanita penderita anoreksia, lebih separuhnya berolahraga berlebihan, Padahal, laporan dari Cardiology Review mencatat bahwa anoreksia dan bulimia paling banyak menimbulkan kematian. Serba terlalu itu tidak baik. Demikian juga dengan terlalu banyak berolahraga. Manfaat baik olahraga jadi hilang. Risiko cedera juga meningkat. Adakah bahaya lain?

Ketika diberi penugasan menulis soal bahaya olahraga, terus terang saya merasa agak tersindir. Pasalnya, di kantor saya termasuk orang yang "gila" olahraga. Dalam seminggu saya bisa mengunjungi gym tiga atau empat kali. Belum lagi di akhir pekan saya sering diajak berenang atau latihan yoga oleh sahabat saya.

Memang karena olahraga teratur badan saya jadi jarang sakit. Namun, ketika sakit, teman-teman akan berkata dengan pandangan menuduh. "Kamu sakit karena kebanyakan olahraga, ya?"

Ternyata saya tidak sendirian dalam hal gila olahraga. Di gym tempat saya menjadi member, saya sering bertemu dengan sejumlah wanita yang jadi "warga kehormatan" karena seharian terlihat nongkrong di gym. Dan saya pun ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka. Paling dalam sehari saya hanya ikut satu atau dua kelas di studio senam. Mereka bisa ikut tiga sampai empat kelas! Belum termasuk latihan beban memakai alat.

Sama seperti saya, tampaknya para wanita itu punya komitmen kuat untuk rajin olahraga. Sama sekali tidak ada pikiran menjadikan olahraga sebagai obsesi dalam hidup. Sayang, kadang "komitmen" itu berubah menjadi adiksi atau kecanduan. Kalau sudah jadi candu, tentu bisa merusak tubuh, mental, dan mungkin menyebabkan kematian.

Jim Fixx, penulis buku The Complete Book of Running, adalah pelari maraton yang berlari 95 km seminggu dan merupakan contoh sempurna orang yang kecanduan olahraga. Lama dia mengabaikan nyeri dada yang dialami ketika berlari. Padahal, itu merupakan tanda ada yang tidak beres pada dadanya. Jim kena serangan jantung di usia 52 tahun ketika sedang berlari.


Mirip Kokain

Dalam hal ini, tidak ada garis jelas yang membatasi antara adiksi dengan komitmen kuat untuk olahraga. Tidak ada juga tes darah yang mengonfirmasi kita sakit kecanduan olahraga. American Psychiatric Association (APA) pun belum mengakui kecanduan olahraga seunik penyakit kelainan makan seperti bulimia atau anoreksia.

Hasil penelitian terbaru International Journal of Eating Disorder, dari 336 wanita penderita anoreksia, lebih separuhnya berolahraga berlebihan. Para peneliti itu mendefinisikan olahraga berlebihan adalah jika berlatih setiap hari lebih dari tiga jam, obsesif dengan aktivitas fisik yang bisa mengintervensi aspek lain hidup, atau berolahraga bahkan ketika sedang cedera atau sakit.

Kecanduan olahraga ini begitu mirip dengan kategori kelainan makan. Lantas apakah olahraga berlebihan itu masuk kategori adiksi? Definisi adiksi yang ada pada manual diagnostik kelainan mental APA menyatakan bahwa paling tidak ada tiga dari karakteristik berikut ini: toleransi, ketagihan, melakukan banyak setelah periode panjang, tidak berhasil mengurangi, menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial, pekerjaan, rekreasi, dan terus melakukan meskipun ada akibat yang merugikan.

Meskipun kecanduan olahraga tidak mendapatkan cap resmi dari APA sebagai kelainan, kecanduan ini memenuhi sebagian besar kriteria yang dikeluarkan oleh APA. "Jelas sekali bahwa olahraga itu sifatnya adiktif," ujar Caroline Davis, Ph.D, profesor fisiologi dari Toronto's York University yang meneliti kelebihan olahraga.

Pada tahun 2003 pernah diadakan penelitian pada tikus yang diterbitkan pada Behavioral Neurosciences. Penelitian itu menggunakan turunan tikus yang senang berlari di atas roda putar. Ketika tikus-tikus itu tidak mendapatkan roda putar untuk lari, otak mereka bereaksi seperti pecandu yang ketagihan obat.

Pada otak terlihat aktivitas besar pada daerah yang bertanggung jawab untuk ketagihan. Daerah otak itu juga yang aktif ketika tikus ketagihan obat terlarang berhenti mendapatkan kokain, morfin, alkohol, atau nikotin.

Bayangan Maya

Peach Friedman (28 tahun) adalah pelatih pribadi dari Sacramento, California, dan juru bicara National Eating Disorders Association. Ketika kuliah Friedman menderita bulimia olahraga dengan anoreksia. Awalnya adalah obsesi memiliki tubuh selangsing model dan bintang film Cameron Diaz. Lalu, di tahun pertama kuliah pacarnya pergi ke luar negeri. Gara-gara itu Friedman merasa jadi tak aman dan kesepian.

Seorang terapis menyarankan dirinya untuk olahraga untuk meringankan rasa tak aman itu. Awalnya saran itu berhasil mengusir ketidakamanan tersebut. Lama kelamaan Friedman merasa, "Jika saya tak olahraga, saya akan merasa cemas."

Di usia 21 tahun dia berada dalam kondisi benar-benar sakit. Ketika itu dalam sehari dia berlari sejauh 10 hingga 15 km. Parahnya, dia hanya mengonsumsi makanan rendah kalori. "Pola makan saya benar-benar ketat," katanya. Camilan, dia hanya makan acar dan wortel. Gadis muda setinggi 180 cm itu kehilangan berat dari bobot sehat 65 kg menjadi hanya 45 kg.

"Sebagai gadis kuliahan, Friedman cocok sekali dengan tipikal seorang bulimia olahraga," kata Kate Bruno, RD, CPT, terapis gizi dari Charlottesville, Virginia yang memberi konseling untuk Friedman.

Perempuan, kata Bruno, memang lebih rentan kena kecenderungan obsesif pada olahraga. Penelitian tahun 2004 yang diterbitkan Journal of American College Health menemukan bahwa 22 persen dari 257 mahasiswi punya kecenderungan tergantung pada olahraga. Mereka berolahraga enam jam atau lebih seminggu dan kerutinan mereka itu mendekati kategori patologis.

Laki-laki sebenarnya juga bisa kena kecenderungan obsesif pada olahraga. Jumlah mereka ini tampaknya sama banyak dengan wanita paruh baya. Menurut laporan British Medical Journal, kelainan bernama body dysmorphic disorder (pikiran pada diri sendiri yang dipenuhi dengan kecacatan penampilan yang sebenarnya tidak nyata) diderita pria dan wanita.

Perfeksionis, pencemas, atau kecenderungan obsesif kompulsif juga rentan kena olahraga berlebihan. Mereka ini sering olahraga dalam waktu yang sama setiap hari. Mereka olahraga bahkan ketika sedang cedera atau sakit. Kadang olahraga jadi prioritas utama dalam hidup mengalahkan keluarga, pekerjaan, dan liburan, kata Friedman. Aspek dikontrol oleh olahraga inilah yang membuat perbedaan orang yang obsesif olahraga dengan orang yang sekadar hobi olahraga.

Detoks Jiwa

Olahraga berlebihan kadang jadi semakin menjadi karena pujian orang lain. "Orang lain jadi kagum karena pencapaian orang itu," kata Carolyn Costin, penulis buku The Eating Disorder Sourcebook Penghargaan dari orang lain itu yang bikin adiksi itu jadi semakin menggelora.

Ketika adiksi itu makin jadi, masalah semakin berat. Ketika itu Friedman begitu kurang gizi sehingga tubuhnya berhenti memproduksi hormon estrogen. Haidnya pun berhenti. Dia juga menderita cedera otot karena berlebihan olahraga. Selain itu, dia tidak punya pacar. Pacarnya ya olahraga itu.

Bahaya rendahnya hormon estrogen dan kurang gizi adalah tulang keropos. Olahraga berlebihan sampai ngos-ngosan atau nyeri dada berbahaya bagi jantung. Berat badan yang kurang juga mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh, menyebabkan detak jantung tak teratur sehingga bisa terkena serangan jantung. Laporan dari Cardiology Review mencatat bahwa anoreksia dan bulimia paling banyak menimbulkan kematian.

Hingga kini Friedman masih berkonsultasi dengan ahli diet. "Setiap kali haid berhenti, Anda kehilangan tulang. Setiap kali memaksa berlari dengan berat badan kurang, Anda kehilangan tulang dan otot. Anda juga lebih rentan gagal jantung tanpa gejala dan tentu saja kematian," kata Bruno.

Langkah pertama mengatasi obsesi olahraga berlebihan ini adalah dengan mengenali bahwa kita punya masalah. Setelah itu Bruno merekomendasikan berhenti olahraga dan berkonsentrasi memperbaiki pola makan untuk menaikkan berat dan memperbaiki gizi.

Setelah "detoks" berhenti olahraga selama tiga bulan (bisa kurang atau lebih sesuai kebutuhan), Anda dapat olahraga kembali. Pada titik tertentu mereka bisa mencapai rasa percaya diri kembali latihan di level yang moderat atau sedang-sedang saja.

Olahraga gila-gilaan hendaknya dihentikan karena itu akan membawa kembali ke siklus adiksi. Beberapa orang bisa olahraga ringan saat detoks jiwa itu. Ada yang boleh melakukan aktivitas low impact. Ada juga yang harus berhenti sama sekali.

Malah Bikin Cepat Tua

Olahraga teratur dan terukur memang disarankan oleh para dokter untuk menjaga kesehatan. Namun, olahraga berlebihan, haram hukumnya.

Mengapa? "Secara umum ada dua hal yang terjadi ketika berolahraga berlebihan. Pertama, terjadi peningkatan hormon stres yang bernama kortisol secara berlebihan. Ini yang menyebabkan tubuh jadi fatigue atau kelelahan," papar Dr. Phaidon L. Toruan, MM, dokter peminat kebugaran dan anggota Perkumpulan Awet Sehat Indonesia (Pasti).

Hal buruk kedua yang terjadi ketika olahraga berlebihan adalah peningkatan kadar radikal bebas berlebihan dalam tubuh. Radikal bebas ini bila berlebihan akan menimbulkan peradangan pada seluruh sistem termasuk pembuluh darah. "Peradangan ini yang menimbulkan plak sehingga terjadi serangan jantung seperti yang dialami pelawak Basuki," papar Dr. Phaidon.

Olahraga berlebihan itu tanpa didukung pola makan sehat justru memperparah keadaan. "Sudah banyak radikal bebas dari olahraga ditambah hobi makan gorengan, ogah makan sayur dan buah sumber antioksidan. Akibatnya radikal bebas jadi makin menumpuk. Ini yang memperberat sistem tubuh dan mempercepat penuaan," katanya.

Bahaya lain olahraga, menurut Phaidon, adalah lingkungan. "Olahraga di tengah kota berpolusi seperti Jakarta justru memperbanyak radikal bebas," tuturnya.

Selain olahraga teratur, terukur, dan sedang-sedang saja, Dr. Phaidon juga menyarankan untuk memvariasikan jenis olahraga. "Satu jenis olahraga akan melatih otot yang itu-itu saja sehingga lebih mudah cedera. Kini banyak kejadian penggemar senam aerobik nyeri sendi lutut, osteoartritis, dan nyeri telapak kaki," katanya.

Strategi Alternatif Hentikan Obsesi Olahraga

Selain berhenti olahraga sementara, lakukan terapi untuk jiwa yang dapat menghentikan obsesi:

Pijat
Ini adalah terapi yang bisa mengatasi rasa cemas dan mengangkat suasana hati jadi lebih cerah. Anda pun jadi lebih rileks.

Meditasi
Ini juga mengontrol rasa cemas akibat olahraga dan mendatangkan rileksasi dan rasa damai.

Bahaya Kerokan

KEROKAN mungkin terbilang biasa apalagi bagi Moms yang sedang masuk angin, pegal-pegal atau tidak enak badan. Tapi, jangan salah dulu, kerokan bisa juga berbahaya bagi Moms yang sedang mengandung. Bahkan, bisa menyebabkan bayi lahir secara prematur.



Berikut penjelasan dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan Divisi Fetomaternal, dr Ali Sungkar SpOG:

Jika badan terasa tidak enak, pegal-pegal atau meriang, bagi sebagian orang belum plong jika belum dikerok. Bisa dipunggung, leher belakang, bahu, pinggang, dada, dan lengan atas.

Saat dikerok, biasanya akan terjadi perubahan warga kulit. Kalau tidak merah, kulit bisa menjadi merah kebiruan. Perubahan warna kulit ini menunjukkan tingkat rasa sakit.


Inflamasi pada Permukaan Kulit

Kerokan sebenarnya membuat inflamasi pada permukaan kulit dan akan membuat daerah yang dikerok mengalami peradangan. Sehingga pembuluh darah terbuka dan aliran darah menjadi lancar, karena lebih banyak oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk jaringan otot.

Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa oleh aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan. Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot, juga memicu reaksi kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan suhu tubuh secara ringan, antara 0,5-1 celcius. Tak heran setelah dikerok, tubuh kita merasa hangat.

Merangsang Kontraksi Dini

Yang menjadi masalah adalah reaksi terhadap inflamasi tubuh yang akan dilepaskan oleh mediator anti inflamasi dan dikeluarkan zat yang dikenal dengan istilah cytokines (sel yang memperkuat sistem kekebalan tubuh saat virus memasuki badan).

Zat tersebut akan merangsang/memicu pelepasan prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan kontraksi pada rahim. Bila dilakukan pada ibu hamil dikhawatirkan bisa terjadi persalinan dini/pres term.

Jadi, dikerok di daerah atau bagian tubuh mana saja, reaksinya sama yakni akan terjadi efek lokal dengan manifestasi sistemik.

Oleh sebab itu, sebaiknya hindari kerokan selama hamil karena reaksi inflamasinya yang bisa memicu terjadinya kontraksi dini. Efeknya ke janin memang tidak secara langsung, akan tetapi risiko persalinan premature lah yang justru perlu dikhawatirkan.

Bahaya Merokok

Tentang bahaya rokok pada umumnya saya rasa sudah banyak yang tahu, apalagi bagi orang yang tiap hari menghisap rokok, soalnya kan dalam setiap bungkus rokok terdapat tulisan tentang bahaya rokok, seperti ini. MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANGKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN,

Tapi anehnya meski pada bungkus atau kemasan rokok sudah tercantum tulisan tentang bahaya rokok yang sangat menakutkan, tetap saja banyak yang merokok.
Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok
 Berikut ini adalah bahaya rokok terhadap kesehatan kita
rokok dapat menyebabkan Kanker pundi kencing,
Kanker perut,
Kanker usus dan rahim ,
Kanker mulut ,
Kanker Esofagus,
Kanker tekak,
Kanker pankrias,
Kanker payudara,
Kanker paru-paru,
Penyakit saluran pernafasan kronik
Strok,
pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosis
Penyakit jantung,
Kemandulan,
Putus haid awal,
Melahirkan bayi yang cacat
Keguguran bayi,
Bronkitis,
Batuk,
Penyakit ulser peptik,
Emfisima,
Otot lemah,
Penyakit gusi,
Kerusakan mata
Yang tersebut diatas adalah bahaya rokok bagi perokok aktif, apa itu perokok aktif ? perokok aktif adalah orang yang merokok secara langsung menghisapnya rokok, sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak secara langsung menghisap rokok, tetapi menghisap asap rokok yang dikeluarkan dari mulut orang yang sedang merokok.


Di bawah ini merupakan bahaya asap rokok bagi perokok pasif.
Meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung
Masalah pernafasan termasuk radang paru-paru dan bronkitis
Sakit atau pedih mata
Bersin dan batuk-batuk
Sakit kerongkong
Sakit kepala
zat Yang terkandung dalam asap rokok adalah :
2 kali lebih banyak nikotin
5 kali lebih banyak karbon monoksida
3 kali lebih banyak tar
50 kali lebih zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan
Bahaya asap rokok terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya
Keguguran janin
Tumbesaran janin terencat – 30% lebih tinggi
Kematian janin dalam kandungan
Pendarahan dari uri (abruption placenta)
Berat badan berkurang – 20 hingga 30%
Bahaya asap rokok terhadap bayi
Masalah dan penyakit pernafasan
Mengganggu terhadap perkembangan kecerdasan
Jangkitan telinga
Leukeamia
Kanker otak 22%
Cepat lelah
Sindrom kematian secara mendadak
baca juga artikel mengenai sejarah rokok

Bahaya Teh Celup

Apakah benar teh celup membahayakan kesehatan? Mengapa demikian? Ternyata penyebabnya lebih pada kemasannya, kantong kertas kecil berserat renggang yang ternyata mengandung chlorine, yang antara lain bisa menyebabkan kemandulan, keterbelakangan mental dan kanker! Untuk dapat lebih memahaminya, kita akan membahas perihal teh celup ini secara garis besar saja.
Di pasaran, ada 3 jenis teh yang biasa dijual; teh celup, teh daun atau teh serbuk seduh, dan teh bubuk instan. Masing-masing jenis teh bisa dipilih sesuai kebutuhan. Sebelum mengkonsumsinya, pastikan Tanggal Kedaluarsanya ! Teh Celup Bubuk teh yang dibungkus sejenis kertas berpori-pori halus yang tahan panas. Bagi Anda penggemar teh, pasti tahu teh celup.

Sangat modern dan praktis. Pastinya Anda sering minum teh karena paham akan manfaat teh bagi tubuh. Misalnya saja, teh merah untuk relaksasi, teh hitam untuk pencernaan, atau teh hijau untuk melangsingkan tubuh. Saat hendak minum teh, apakah Anda terbiasa mencelupkan kantong teh celup berlama-lama? Jika ya, hati-hati. Mungkin Anda senang mencelupkan teh lama-lama karena berpikir semakin lama kantong teh dicelupkan dalam air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman teh karena teh semakin pekat.


Asal mula teh celup
Anda minum teh? Teh celup atau teh tubruk? Sudah barang tentu dengan alasan kepraktisan, banyak orang yang lebih memilih teh celup.

Secara tidak sengaja teh celup ditemukan oleh Thomas Sullivan, seorang pedagang teh dan kopi dari New York, dia mengirim sample teh dalam kantong sutra kecil kepada para pelanggannya. Dia menggunakan kantong sutra karena alasan ekonomis, kalau menggunakan kaleng, selain biaya pembuatannya lebih mahal, teh yang dikemas juga harus lebih banyak.

Pada awalnya para pelanggan Thomas bingung dengan kemasan baru ini. Mereka menganggap kemasan ini sama saja dengan teh yang dimasukkan dalam saringan metal, mereka langsung melemparkan begitu saja kemasan tersebut ke dalam air panas. Baru kemudian mereka menyadari bahwa ternyata kemasan tersebut cukup praktis untuk menyeduh teh secara langsung. Mereka menganggap ini lebih praktis karena tidak perlu membersihkan saringan teh atau teko. Selesai diseduh, kemasan berikut tehnya bisa langsung dibuang. Lama-kelamaan permintaan sample teh dalam kemasan makin banyak, dan pada akhirnya Thomas Sullivan menyadari bahwa ini bisa menjadi dagangan yang menguntungkan. Teh celupnya mulai dipasarkan secara komersial pada tahun 1904, dan dengan cepat popularitasnya menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Akan tetapi, disadari pula, kemasan tersebut membawa problem sendiri: Kualitas aroma dan rasa. Daun teh, membutuhkan ruangan untuk mengembang, sehingga bisa mengeluarkan aroma dan rasa yang optimal. Solusinya adalah membuat kemasan lebih besar, dan daun teh yang digunakan ukurannya yang paling kecil. Ukuran ini dikenal dengan nama Fanning dan Dust yang merupakan tingkat terendah dari kualifikasi kualitas teh. Ukuran yang kecil menyebabkan zat tannin lebih cepat keluar, sehingga menimbulkan rasa pahit.

Bagaimanapun, aroma dan rasa terbaik akan keluar dari hasil seduhan loose tea atau teh tubruk. Jadi kalau anda memang ingin meningkatkan apresiasi anda terhadap teh, mulailah beralih ke loose tea. Dari segi kepraktisan, memang lebih repot. Tetapi ritual penyeduhan teh merupakan bagian dari seni teh itu sendiri. Dan jangan lupa untuk tidak membiarkan ampas teh tetap di dalam teko atau cangkir Anda.

Namun seiring perkembangan zaman, kantong teh kemudian berganti, dari sutera ke kertas, inilah yang kemudian menimbulkan masalah.


Teh celup masa sekarang
Teh celup terdiri dari ramuan teh, yang kemudian untuk menambah keharumannya, di Indonesia biasanya dicampur melati, yang kesemuanya dikemas dalam kantong kecil.

Tehnya sendiri tidak berbahaya, yang berbahaya adalah kantong kertas kemasannya. Kantong teh terbuat dari kertas kecil berserat renggang, –seperti sudah disebutkan di depan, pada masa awalnya kantongnya terbuat dari sutera atau nylon– yang diisi dengan daun teh, agar dapat menyeduh teh dengan hemat dan praktis. Daun tehnya tetap berada dalam kantong ketika teh diseduh dengan air panas, membuatnya sangat mudah mengeluarkan dan membuang daun teh yang sudah diseduh itu, menyeduh teh menjadi semakin mudah karena kantung itu diikatkan pada selembar benang dengan label kertas di ujung yang lain. Jadi benang ini juga berfungsi sebagai alat untuk mencelupkan daun teh dan mengangkatnya.


Bahaya Chlorine
Pada umumnya kertas dibuat dari pulp (bubur kertas), yang terbuat dari bahan kayu, bubur ini berwarna coklat tua, untuk membuat serat pulp itu berwarna putih, digunakan sejenis bahan kimia pemutih yang terbuat dari senyawa chlorine yang sangat pekat. Sayang dalam prosesnya, chlorine ini tetap tertinggal dalam produk kertas karena tidak dilakukan penetralan karena biayanya sangat tinggi. Kertas semacam inilah yang kemudian digunakan sebagai kantong teh celup.

Hindari mencelupkan kantong teh terlalu lama, karena Anda tentu berpikir bahwa semakin lama Anda merendam teh celup itu dalam air panas, semakin banyak sari teh yang tertinggal dalam cangkir Anda. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Akan semakin banyak kandungan chlorine di kantong teh celup yang larut dalam teh Anda, apa lagi kalau Anda merendamnya lebih dari 3 menit.

Dalam industri kertas, chlorine memang biasa digunakan sebagai bahan insektisida, disinfektan, pengawet, pembersih dan pemutih kertas, yang kemudian digunakan untuk membuat tissue, popok, kain dan sebagainya; juga sumpit kayu sekali pakai, oleh sebab itu di China, sumpit jenis ini dilarang digunakan. Kenapa? Berdasarkan penelitian, diduga ada kaitan antara konsumsi chlorine dalam tubuh dengan kemandulan pria, lahir cacat, keterbelakangan mental serta kanker.


I. Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup
Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi jika Anda mencelupkan kantong teh lebih dari 3 - 5 menit. Klorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. Fungsinya, disinfektan kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena bersifat disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga. Banyak penelitian mencurigai kaitan antara asupan klorin dalam tubuh manusia dengan kemandulan pada pria, bayi lahir cacat, mental terbelakang, dan kanker.

Nah, mulai sekarang, jangan biarkan teh celup Anda tercelup lebih dari 5 menit. Atau, kembali ke cara yang sedikit repot: Gunakan teh bubuk. Minumlah teh, bukan klorin…


II. (Penelitian)
Kebanyakan orang Indonesia (terutama Jawa) kalo minum teh malah sebenarnya minum gula, karena banyakan gulanya daripada tehnya. Lebih tepatnya, minum gula campur teh, campur susu, atau kopi .. sekarang ketambahan minum gula campur teh & chlorine lagi. Tapi saya percaya, yg terakhir ini masih lebih banyak sari teh-nya daripada chlorine-nya.

Berarti ada chlorine-nya ya di kertas teh celup …

Untuk memuaskan keingintahuan, saya coba lakukan test hari ini, di lab saya. Hasilnya : Untuk sample 100 ml (seukuran segelas cangkir teh), dengan air aqua diambil dari dispenser dengan panas (70 - 80oC), kemudian teh celup merk “X” diambil tehnya, kertas pembungkus dicelupkan ke sample selama 10 menit, untuk beberapa sample didapat hasil berkisar 0.04 - 1.10 mg/L. Air Aqua asalnya sendiri chlorine content-nya tidak terdeteksi.

Chlorine tergolong powerful oxidizing agent, bersifat toxic dan corrosive.

Biasa digunakan dalam proses bleaching (contoh di pabrik kertas), manufacturing syntetic rubber & plastic, serta desinfektan untuk pemurnian air.

Di Permenkes (no …), utk persyaratan kualitas air minum, setahu saya, tidak disebutkan nilai batas keberadaan chlorine (apa berarti tidak diperbolehkan?). Tapi untuk Kualitas Air Kolam Renang, Permenkes masih diperbolehkan dengan batasan antara 0.2 - 0.5 mg/L (tolong dikoreksi kalo saya keliru). Demikian juga WHO, setahu saya batasannya max. 0.5 mg/L.

Kadar klorin di dalam kemasan teh yang cuma 200 ml, bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan klorin dipengolahan PDAM yang sekian ribu kubik karena konsentras nya merupakan fungsi dari volume mG/Liter. Jadi jangan dilihat volume total, tapi dalam tiap liternya.”


III. Tanggapan LSM
Makanya industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan karena hal di atas, di samping juga masalah kehutanan. Kertas terbuat dari bubur pulp yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis bahan pengelantang (sejenis rinso/baycline) senyawa chlorine yang kekuatan sangat keras sekali!

Kertas sama dengan kain, karena memiliki serat. Kalau Anda mau uji benar apa tidaknya, silahkan coba nanti malam bawa tissue ke Studio East, lihatlah tissue akan mengeluarkan cahaya saat kena sinar ultraviolet dari lampu disco!

Berarti masih mengandung chlorine tinggi. Kalau di negara maju, produk ini harus melakukan proses neutralization dgn biaya cukup mahal agar terbebas dari chlorine dan dapet label kesehatan. Tissue atau kertas makanan dari negera maju yang dapat label Depkes-nya tidak bakalan mengeluarkan cahaya tersebut saat kena UV. Kertas rokok sama saja, bahkan ada calsium carbonat agar daya bakarnya sama dengan tembakau dan akan terurai jadi CO saat dibakar. Di Indonesia tidak ada yang kontrol, jadi harap berhati-hati.


Jadi apa jalan keluarnya?
Yang pertama, jangan terlalu lama merendam teh celup dalam air panas, jangan lebih dari 3 menit.

Yang kedua, hindari penggunaan teh celup, sebagai gantinya, kembali seperti dulu, dengan menggunakan teh tubruk, atau teh teko, kalau mau lebih nikmat lagi, lakukan ritual minum teh seperti di China, Korea atau Jepang, ini bisa menenangkan dan meningkatkan rasa hormat kepada orang lain, karena pada intinya, ritual minum teh adalah penghormatan kepada orang yang dilayani, sekaligus memberikan kehormatan kepada orang yang diberi kesempatan melayani, dengan menuangkan teh ke mangkuk rekan di hadapannya.

Lindungi keluarga Anda dari gangguan kesehatan di masa depan. Hindari teh celup atau produk lain yang mengandung chlorine.

Bahaya Kopi

Kopi termasuk minuman yang digemari oleh pria dan wanita. Minuman konon yang bisa mengurangi rasa kantuk ini sangat umum di masyarakat Indonesia. Bahkan, gerai-gerai kopi sudah menjamur di berbagai sudut kota, hingga di mall.
Kafein bekerja dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel syaraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin.
Di dalam kopi terkandung kafein, yang merupakan senyawa kimia alkaloid yang dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2. Jumlah kandungan kafein dalam kopi adalah 1-1,5%, sedangkan pada teh 1-4,8%.



Manfaat Kopi
Dalam dunia kedokteran, kafein sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit.
Mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah menyaingi fungsi adenosin (salah satu senyawa yang dalam sel otak bisa membuat orang cepat tertidur).
Dimana kafein itu tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh, melainkan kafein akan membalikkan semua kerja adenosin sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.
Itulah sebabnya berbagai jenis minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan utamanya.



Bahaya Kopi
Selain manfaatnya untuk kesehatan ternyata kopi juga memiliki kerugian. Salah satunya adalah efek ketergantungan.
Minum kopi ternyata dapat meningkatkan resiko terkena stroke. Sebuah penelitian yang dimuat dalam journal of neurology, neurosurgry and psychiatry tahun 2002 menyimpulkan bahwa minum lebih dari 5 gelas kopi perhari akan meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah.
Kafein juga dapat menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit kepala, merasa tegang dan cepat marah.
Pada wanita hamil juga disarankan tidak mengkonsumsi kopi dan makanan yang mengandung kafein. Hal ini karena kafein dapat meningkatkan denyut jantung. Pada janin dapat menyerang plasenta dan masuk dalam sirkulasi darah janin. Dampak terburuknya, bisa menyebabkan keguguran.

Saya Penggemar Kopi, Harus Bagaimana?
Minum kopi dalam jumlah yang cukup atau sedang tidak akan membahayakan, bahkan akan bermanfaat bagi kesehatan. Jumlah yang boleh dikonsumsi adalah 300 mg kafein atau setara dengan 3 cangkir kopi perhari.
Kecanduan terhadap kafein diperkirakan jika mengkonsumsi lebih dari 600 mg kafein atau setara dengan 5-6 cangkir kopi perhari selama 8-15 hari berturut-turut. Sedangkan dosis yang dapat berakibat fatal bagi manusia adalah sekitar 10 gram kafein atau 20-50 cangkir perhari.